Kamis, 26 Mei 2011

It's Hard, Isn't It?

Ketika tumbuh dewasa
Ketika mengenal banyak orang
Orang yang berbeda
Tempat yang berbeda
Kesan yang berbeda

Ketika prasangka mulai timbul
Sahabat
Teman biasa
Orang yang tak disuka

Ketika mulut berbicara
Namun tak sesuai dengan hati
Ketika ingin berkata jujur
Tapi tak bisa

Ketika menjalani hidup
Namun melawan arus
Mempertanyakan takdir
Bertanya mengapa kaidah diciptakan

Hidup hanya sementara
Apakah maksudnya harus dihabiskan dengan bersenang-bersenang?
Atau sebagai jembatan ke kehidupan selanjutnya?

Yes, it's hard
But it's life

Sabtu, 21 Mei 2011

Selamat Jalan Oma

Oma... Wanita yang selalu ada
Oma... Mengajarkanku ketabahan dan selalu tersenyum
Oma...

Rabu malam, 27 April 2011, saya ngerasa gelisah dan ga bisa tidur. Saya tiba-tiba kangen rumah, ingin pulang... ketemu keluarga, apalagi Oma sudah hampir sebulan dirawat di rumah sakit. Saya online lewat hape berjam-jam, dengar lagu di iPod diulang-ulang. Namanya manusia, pasti akhirnya tidur juga.

Esok pagi, saya terbangunkan oleh dering hape, telepon dari Mama. Rupanya yang bicara di ujung sana adalah Dean, adik saya. "Halo bang..." suara Dean sambil terisak-isak, firasat udah ga enak, "ya Dean? Kenapa?" tanya saya, "Oma udah ga ada" kata Dean dengan nada sedih, nada yang jarang kudengar dari adik saya. Saya terdiam, tidak merasakan apa-apa, air mata pun tidak keluar, bahkan sampai telepon ditutup, saya bingung, otak saya masih menolak berita tersebut. Saya mengabarkan kabar tersebut ke teman-teman dan keluarga lainnya lewat twitter dan facebook. Ucapan belasungkawa datang satu per satu.

Pagi itu saya tetap berangkat ke kampus, dengan perasaan campur aduk. Di kampus saya sok kuat, tetap bercanda, tertawa, namun rasa sedih mulai menyerang, Mama, Kakak, Tante mengabarkan berita yang sama, lama-kelamaan di kampus saya hanya duduk sambil membenamkan kepala ke tas di atas meja. Teman-teman berusaha menghibur namun yang ada malah tambah sedih. Tangis saya pun akhirnya pecah di depan teman-teman saat saya menceritakan kenangan terakhir saya bersama Oma. 4 hari sebelumnya Oma menelpon saya, pesan terakhirnya "rajin-rajin ya belajar". Untung sedikit yang liat saya nangis, jadi malu hehehe.

Hari itu juga saya pulang ke Palembang, thanks buat Ray, Dinar, Vina, Fani, Fida, Rifky, dan lainnya yang udah bantu saya (ceritanya panjang). Malam harinya saya sampai Palembang, Oma sudah dimakamkan, saya ga sempet melihat Oma untuk terakhir kalinya. Iri rasanya melihat foto saudara dan sepupu saya mencium Oma, namun ga apa-apa, saya ikhlas. Ikhlas tapi iri, gimana sih???

Selama 9 hari di Palembang saya 2 kali ke makam Oma, dan setiap kunjungan mata saya selalu berkaca-kaca, salah satu wanita yang paling saya sayang kini sudah tiada dan jasadnya terletak di bawah sana.

Begitu pun di rumah, walaupun suasana kembali seperti biasanya namun terasa berbeda tanpa kehadiran Oma. Setiap jengkal rumah seolah juga rindu pada Oma yang berpuluh-puluh tahun tinggal di rumah itu. Saat melihat meja bundar di ruang tengah, saya jadi ingat Oma makan di situ dan saya yang biasanya ke warung beli makanan untuk Oma, saya juga sering nakal icip-icip makanan Oma, tak jarang Oma marah. Melihat TV ruang tengah, terbayang Oma duduk di depannya sambil nonton berita atau sinetron dengan volume super kencang. Melihat jam dinding tua yang sudah macet-macet juga sedih, sekarang ga ada lagi yang bilang "Barried... Kapan mau benerin jamnya?". Banyak kenangan bersama Oma, saat duduk di depan teras sambil cerita-cerita, mendengarkan ia menyanyikan lagu jepang dan lagu belanda, dan yang paling berkesan saat ia bersikeras ikut mengantar saya pindahan ke Jatinangor, padahal keluarga termasuk saya sudah melarang Oma ikut karena perjalanan jauh 24 jam lebih ditambah lagi saat itu bulan puasa, namun Oma tetap bersikeras ingin ikut bahkan di perjalanan pun ia tetap terlihat segar bugar, lebih dari biasanya malah. Masih banyak (super banyak malah) kenangan lain bersama Oma.


Rest In Peace
Hj. Henriette Oemar Ibrohi binti E.W. Karamoy
18 Agustus 1926 - 28 April 2011

Kiriman karangan bunga memenuhi halaman
Bunga-bunga tersebut dirangkai dengan indah, walaupun beberapa hanya bunga plastik
Nama Oma terdapat di setiap karangan bunga
Oma pasti senang
Oma suka sekali bunga
Teras dan halaman rumah dipenuhi bunga karena Oma
Oma juga menjadi bunga bagi anak-anaknya
Bagi cucu-cucunya, termasuk aku
Juga bagi cicit-cicitnya, yang mungkin hanya beberapa yang akan ingat padanya
Aku memang rindu
Tapi aku ikhlas
Semoga tenang Oma di sana
You are my flower