Selasa, 21 Februari 2012

Cahaya - 2

Kau lah cahaya itu
Seiring waktu
Sinarmu semakin terang

Kau sinari aku dengan cahayamu
Kau membuatku yang lupa cara untuk tersenyum... Tersenyum.

Aku tersenyum untukmu
Kau lah cahaya itu

Minggu, 12 Februari 2012

Menyusuri Sungai Musi Menuju Pulau Kemaro

Pulau Kemaro merupakan salah satu delta/pulau di Sungai Musi yang masih masuk dalam wilayah Kota Palembang. Pulau Kemaro terkenal dengan legenda tentang kisah percintaan seorang putri raja dan saudagar asal Tiongkok, orang banyak datang ke sini untuk ziarah atau beribadah. Di pulau ini terdapat klenteng dan pagoda untuk tempat peribadatan, biasanya ramai saat suasana imlek atau Cap Go Meh. Pulau ini dinamai Pulau Kemaro karena konon pulau ini tidak pernah terendam air, bahkan saat Sungai Musi pasang tinggi sekalipun. Dari dulu ingin ke sini tapi selalu tertunda. Untungnya liburan kemarin bisa ke sini bersama teman-teman SMA.

Untuk menuju Pulau Kemaro biasanya naik perahu getek dari Benteng Kuto Besak atau dari bawah Jembatan Ampera, ada juga lewat kapal cepat berAC yang namanya bus air Transmusi, harganya murah tapi kurang sosialisasi dan ketika di sana juga tidak tampak armadanya. Begitu kami datang para calo getek langsung mendatangi kami. Mereka nyolot abis dan mengikuti kemana kami pergi, sudah itu mereka kasih harga mahal. Karena memang agak susah nyari getek khusus buat transportasi umum dan yang bener-bener tidak lewat jasa calo akhirnya kami menawar harga ke salah satu calo. Kami menawar sampai hampir setengahnya dan dia setuju, tapi harga segitu masih mahal sih bagi saya. Setelah deal kami diantar ke geteknya, dan ternyata getek yang kami sewa adalah getek ukuran besar, padahal kami cuma berenam, mubazir kan jadinya. -__-


Perahu getek berangkat melintasi Sungai Musi. Perjalanan ke Pulau Kemaro memakan waktu sekitar setengah jam. Perjalanannya menyenangkan walaupun panas sekali mataharinya. Sepanjang jalan saya asyik memperhatikan aktivitas warga di pinggir sungai, ada yang bongkar muat barang, ada yang lagi santai di rumahnya di pinggir sungai, ada yang mandi juga hehe. Selain rumah warga ada juga pabrik PUSRI, pasar, masjid, bahkan ada kantor polisi sama SPBU terapung. Di sungainya sendiri banyak kapal-kapal besar macam kapal batubara, kapal milik PUSRI, perahu-perahu sama getek lain juga banyak, entah mengangkut barang atau mengangkut orang.

Setelah sampai di Pulau Kemaro ternyata sepi sekali, tidak ada pengunjung lain selain kami berenam. Tapi di sana banyak pekerja lagi memasang lampion, bikin stand, mengecat, dan juga pengerjaan lain untuk menyambut imlek. Jadi intinya kami datang terlalu cepat, padahal pulau baru ramai kira-kira seminggu lagi. Berhubung tidak banyak yang bisa dilakukan di sana kita hanya berkeliling saja di sana, apalagi di sana tidak ada petugas atau guide khusus pengunjung. Di sisi barat komplek terdapat wihara yang di dalamnya terdapat makam putri raja yang terdapat dalam legenda, Siti Fatimah. Di sekitar wihara terdapat tempat-tempat ibadah yang terpisah dari bangunan utama selain itu juga terdapat batu yang bertuliskan legenda Pulau Kemaro. Di bagian timur komplek terdapat pagoda tujuh lantai, patung Buddha, selain itu juga terdapat ukiran yang bergambar dewa-dewi dan shio-shio dalam budaya Tiongkok. Yang menarik di bagian ini adalah terdapat pohon yang dinamakan Pohon Cinta, konon katanya jika sepasang kekasih datang kemari dan menuliskan nama mereka di pohon tersebut maka cintanya akan abadi, so sweet kan? Tapi sekarang pohon tersebut sudah dipagar dan yang saya lihat pengunjung banyak menuliskan nama mereka di pagar kayu tersebut.

Pulau Kemaro sebenarnya tujuan wisata yang cukup menarik di Palembang. Namun sayangnya seperti kebanyakan tempat wisata sejarah atau alam di Palembang, keberadaanya kurang terawat dan kurang diperhatikan, hanya pada event-event tertentu saja. Minimnya informasi dan akses menuju lokasi juga menjadi nilai minus Pulau Kemaro.
Tips:
1. Waktu yang tepat untuk ke Pulau Kemaro adalah sore hari, karena kalo siang panassss banget. Selain itu kalau sore-sore Sungai Musi-nya juga lebih ramai jadi lebih menarik.
2. Kalau terpaksa menggunakan jasa calo, tawar sampai setengah harganya. Tanya terlebih dahulu perahunya seperti apa, sesuai tidak sama kebutuhan. Intinya sih cari tahu dulu mau naik apa, jangan begitu datang langsung tertarik sama penawaran calo.
3. Bawa minum! Karena di sana kalau hari biasa warung hanya ada dua dan harganya muahallll.
4. Pulau Kemaro itu tempat peribadatan jadi jaga sikap dan tanya-tanya sama pengurus klenteng kalau saja ada tempat yang ga boleh difoto.
5. Jagalah kebersihan.

Sabtu, 04 Februari 2012

Cahaya - 1

Di tengah kegelapan
Aku melihat setitik cahaya

Menyala
Redup
Menyala
Redup
Seolah memanggilku

Haruskah aku ikuti cahaya itu?
Haruskah aku ikuti?