Sabtu, 24 September 2011

My Taste of Music

Musik. Siapa sih yang ga suka denger musik? Berbagai ragam genre mulai dari pop, R&B, rock, sampe dangdut tersedia dan semua punya pendengar masing-masing. Tiap orang punya selera musik yang berbeda. Perbedaan selera terhadap jenis atau genre musik ini udah jadi kayak aliran agama, alat konsolidasi sosial. Pernah lah pasti ngerasa "gila gue nyambung banget sama si doi karena sama-sama suka band X" ato "mereka ngomongin band apa sih gue ga ngerti ah mending diem aja deh". Secara gak langsung musik mempengaruhi kehidupan kita, kehidupan sosial, cara berpikir, dan sebagainya. Gimana dengan gue?

Gw selalu ngerasa kalo gw bukan pendengar musik mainstream. Terakhir gw jadi penikmat musik mainstream itu jaman SD, waktu gw suka banget dengerin lagunya Spice Girls. Aneh ya emang anak cowok dengerinnya Spice Girls, haha. Kakak gue dan kebanyakan sepupu-sepupu gw itu cewek, makanya apa yang mereka denger masuk juga ke kuping gw.



Waktu kecil selera musik gw selalu berubah-ubah. Sebelum diracuni oleh kakak dan sepupu-sepupu gw, gw dengernya lagu anak-anak kayak Joshua, Trio Kwek-Kwek, Cindy Cenora dan lain-lain lupa namanya. Dari rombongan cewek-cewek berlima yang dinamakan Spice Girls itu gw menjelajahi musik-musik barat lain terutama yang bergenre R&B seperti All Saints dan TLC. Selanjutnya gw jadi penikmat R&B, apalagi setelah MTV merajalela di TV nasional, banyak penyanyi dan band yang menjadi favorit baru gw, hampir semuanya bergenre R&B kecuali Linkin Park, satu-satunya band rock favorit saya kala itu.


Selera musik gw mulai bergeser waktu sekitar gw kelas 4-6 SD anime-anime Jepang menyerang Indonesia macam Hunter X Hunter, Digimon, Detektif Conan, dan semacamnya. Hampir setiap hari nonton anime di tv dan selalu terdengar lagu opening dan endingnya, lama-lama pun jadi suka. Puncaknya saat SMP, waktu itu udah punya hape, temen-temen banyak yang suka anime dan gw rutin baca majalah anime-anime gitu. Dari sana gw menganggap semua tentang Jepang itu keren, asik, COOL! Gw download soundtrack-soundtrack anime terus gw masukin ke handphone, gak puas dengan itu gw mulai menelusuri dunia JPOP (Japanese Pop), Ayumi Hamasaki, Utada Hikaru, L'arc~En~Ciel, dan lain-lain. Apalagi pas jamannya Naruto, hampir semua penyanyi dan band pengisi soundtracknya gw suka. Kesimpulannya jaman itu hape dan mp3 player gw isinya lagu Jepang semua.


Masa gila Jepang gw mulai mereda ketika masuk SMA. Gw mulai bisa bedain mana musik yang menurut gw berkualitas dan yang tidak, gak asal jejepangan terus gw suka. Yang tersisa adalah Utada Hikaru, Akeboshi, dan segelintir yang lain. Dua penyanyi yang gw sebut (atau gw lebih suka bilang mereka seniman) barusan bener-bener berkualitas menurut gw. Utada Hikaru, selain tidak jepang-jepang amat, dia punya kapabilitas sebagai penyanyi, suara bagus, kemampuan bermusik lumayan, menulis dan mengkomposisi lagu-lagunya sendiri, selain itu, ehm, cantik. Kalo Akeboshi kurang lebih sama cuma beda genre aja. Makin ke sini gw malah kurang suka sama JPOP.


Utada Hikaru mungkin penyanyi yang paling mempengaruhi gw, malah kalo diinget-inget gw udah ga sengaja denger lagu Utada jauh lebih duluan ketimbang Trio Kwek-Kwek. Inget banget waktu itu lupa kelas berapa tahun 1998-1999an ngeliat video klip Utada Hikaru yang Automatic di TV, walaupun dulu ga tau itu siapa dan apa maksudnya. Mungkin ga banyak yang tau kalo Utada ini sejak tahun 2004an alirannya jadi lebih ke arah electro experimental. Gara-gara Utada gw jadi suka suara-suara musik electro dan gw mulai menemukan referensi baru musik electro dan experimental, terutama yang berasal dari Eropa seperti Björk (Eslandia), La Roux (Inggris), The Knife (Swedia), t.A.T.u. (Rusia, yang dulu juga udah sering denger) dan Robyn (Swedia), selain itu musik rock juga seperti Tokyo Jihen dan Sakanaction. Mendengarkan musik-musik tersebut sangat menyenangkan apalagi sangat cocok dengan masa remaja gw yang menggebu dan dinamis. Oh iya gw juga sempet punya one-man-project, gw bikin lagu-lagu instrumental elektro dengan nama Perfect Cold. Lumayan banyak musik yang gw buat, sekitar 10an. Musik-musik tersebut cuma disebar ke temen-temen deket aja, selain itu juga diupload ke myspace, buka aja http://myspace.com/perfectcoldmusic kalo mau denger. Sayangnya sekarang karena banyak kesibukan ditambah komputer gw rusak jadi Perfect Cold lagi vakum, mungkin suatu saat gw terusin.


Masuk masa kuliah gw jadi agak cuek sama genre musik, mana yang gw suka gw dengerin aja. Lagu lawas macam Tenda Biru, lagu jingle reality show, sampe lagu dangdut kadang masuk playlist. Tapi sekarang-sekarang ini gw mulai ke arah musik yang kalem, ambient, yang bisa bikin tenang, contohnya Sigur Rós. Musik electro tetap jadi nomor satu, seperti Robyn. Selain itu juga musik yang penuh inovasi seperti Björk.



Kalo ditanya apakah musik berpengaruh di hidup gw? Gw jawabnya sangat berpengaruh! Seperti misalnya lirik lagu-lagu Utada Hikaru yang membuat gw paham dan mengerti dengan berbagai perasaan. Akeboshi dengan musik folknya seolah menyuruh gw untuk selalu tenang dan berpikir jernih. Björk yang bersuara lantang dan mungkin gayanya nyeleneh seolah bilang "it's okay to be different. Tunjukkan eksistensimu!". Robyn dengan musiknya yang selalu emosional membantu gw untuk bangkit. Sigur Rós dengan pesan-pesan subliminalnya. Dan jangan lupa Shinta dan Jojo yang selalu membuat gw waspada akan keong racun. Hahahahaaaaa

*gambar-gambar diambil dari google